DPP PMPI Gelar Launching Platform Lapor Hoax pada Kegiatan Rakernas II Petanesia

Mojokerto - Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Mahasiswa Pencinta Tanah Air Indonesia (DPP PMPI) gelar kegiatan Launching Platform Anti Hoax, bertepatan dengan kegiatan Rakernas kedua Petanesia di Institut KH Abdul Chalim, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.

Dalam kegiatan launching platform lapor hoax ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional II Pencinta Tanah Air Indonesia (Rakernas II Petanesia) yang berlangsung selama tiga hari dengan diikuti oleh masing-masing kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah maupun Dewan Pimpinan Cabang Pencinta Tanah Air Indonesia (Petanesia) di seluruh Indonesia.

Khusniyati, selaku Ketua Umum DPP PMPI menegaskan bahwa jika ada masyarakat yang merasa mendapati konten yang berisi hoax bisa langsung dilaporkan melalui platform untuk nantinya ditindak lanjuti, "Jadi masyarakat yang merasa ada konten di sosial media apapun yang itu dirasa hoax, dilaporkan di platform itu. Jadi nanti database itu kan terkumpul di DPP PMPI, Nanti akan diteruskan ke direktur tindak pidana cyber di bareskrim Mabes Polri, penindakannya nanti disana. Jadi konten ini terindikasi hoax atau nggak, terus penindakannya itu gimana nanti di Cyber Bareskrim. PMPI bersifat kepanjangan tangan atau menjembatani masyarakat yang merasa dirugikan oleh konten hoax ini nanti akan ditindak di Bareskim. Sebenarnya salah satunya juga untuk menghindari pasal karet yang ada di UU ITE juga", pungkasnya.

Ia juga menambahkan bahwa platform ini bisa digunakan untuk khalayak luas bukan hanya internal Petanesia sendiri, "Kalau untuk platform ini adalah salah satu sumbangsih dari DPP PMPI untuk masyarakat Indonesia dan ini nggak hanya untuk yang tergabung dalam Petanesia, tapi yang diluar daripada itupun juga bisa menggunakan platform ini", imbuhnya.

Harapan kedepan nantinya pengurus Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Mahasiswa Pencinta Tanah Air Indonesia (DPP PMPI) dapat mengedukasi masyarakat memilih dan memilah informasi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, karena suatu informasi memiliki proses yang berujung pada kebenaran.

Penulis: Mishbah