Ini Desa di Kabupaten Magelang yang Wujudkan Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama

a
adminKamis, 06 April 2023
Ini Desa di Kabupaten Magelang yang Wujudkan Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama

BAGIKAN :

PETANESIANEWS.COM - Kerukunan antar umat beragama menjadi salah satu bentuk penguatan mewujudkan persatuan dan kesatuan.


Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam keberagaman dari Sabang sampai Merauke.


Keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia terdiri atas berbagai ragam suku, agama, ras dan budaya.


Keberagaman tersebut menjadi suatu modal besar yang dimiliki bangsa Indonesia untuk dapat bersatu pada mewujudkan persatuan dan kesatuan antara sesama bangsa.


Keberagaman beragama menjadi suatu kebutuhan pokok guna menjawab tantangan bangsa yang saat ini kerapkali digoyah separatisme dan melunturnya kecintaan terhadap ideologi bangsa.


Salah satu desa di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mewujudkan masyarakat yang humanis dengan kuatnya persaudaraan antar sesama umat beragama.


Hal ini dilakukan masyarakat Desa Pringombo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang Jawa Tengah untuk mewujudkan suasana kondusif dan humanis dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.


Desa Pringombo merupakan salah satu desa yang berada di dataran tinggi Kabupaten Magelang tepatnya di kecamatan Tempuran.


Uniknya terdapat masyarakat yang memiliki keyakinan yang ada dapat hidup berdampingan di Desa Pringombo.


Hal tersebut dibuktikan dengan melihat kisaran usia yang saat ini sudah ratusan tahun masyarakat Desa Pringombo dapat hidup rukun dan damai sekalipun berbeda keyakinan. 


"Warga Dusun Sidosari dan Tempursari Berbeda Agama,yaitu Muslim dan Nasrani," Tutur Muhammad Fauzi selaku Sekretaris Desa Pringombo.


Lokasi tempat ibadah antar sesama agama memiliki jarak yang cukup dekat, pasalnya hanya terdapat kisaran jarak 60 meter antara masjid baiturrahman dengan gereja kerasulan.


Kedua tempat ibadah tersebut memiliki sisi unik yang cukup baik, yakni keduanya dibangun secara antusiasme gotong royong lintas agama. 


Adapun kegiatan keseharian masyarakat desa Pringombo pada umumnya terdapat masyarakat yang bekerja sebagai petani, pekerja pabrik yang dimana masyarakat setempat selalu membaur dan saling menghargai serta menjunjung tinggi nilai gotong royong.


Masyarakat dusun Tepungsari dan Sidosari mengedepankan toleransi dalam menerapkan nilai gotong royong.


Gotong royong tersebut dilakukan oleh warga bukan hanya ketika ada suatu kegiatan formal maupun non formal.


Fauzi menuturkan bahwa warga desa Pringombo ketika terdapat salah satu masyarakat yang meninggal dari kalangan muslim nantinya dari masyarakat non muslim akan hadir hingga mengikuti kegiatan tahlilan selama tujuh hari maupun sebaliknya.


"warga kami setiap ada yang meninggal, baik dari Dusun Tepungsari maupun sidosari,selalu bergotong royong, bahkan Kalau yang meninggal dari yang muslim, maka warga yang mon muslim pasti hadir di acara tahlilan sampai tujuh hari, begitu juga sebaliknya, jadi warga Kami ini sudah terbiasa hidup berdampingan walaupun beda keyakinan," terangnya.



Mat Kurniawan Kepala dusun Sidosari menyampaikan bahwa warganya yang mayoritas beragama nasrani selalu menjunjung tinggi toleransi, hal tersebut dibuktikan ketika datangnya bulan ramadhan banyak warga dari kalangan non muslim yang berjaga ketika masyarakat muslim menunaikan sholat tarawih dan sholat idhul fitri.


"setiap kali bulan puasa, warga kami selalu mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, karena berdasarkan pengalaman, jika mau memasuki hari raya tindak kejahatan meningkat, warga nasrani biasanya berjaga-jaga ketika warga muslim sedang melaksanakan shalat tarawih maupun sholat Ied, karena warga muslim hampir semuanya ke masjid," tandasnya.


Kurniawan juga mengungkapkan bahwa warga dari kalangan muslim maupun non muslim selalu melanggengkan tradisi membaur satu sama lain ketika datang hari raya idul fitri untuk memberikan ucapan maupun ketika hari natal.


"bahkan di hari lebaran, warga muslim dan non muslim semua membaur saling berkunjung dan saling memberikan ucapan selamat hari raya idul fitri mohon maaf lahir dan batin. Begitu juga sebaliknya ketika umat nasrani merayakan hari raya natal, jadi saya selaku kepala dusun Yang mayoritas warganya mon muslim merasa tenang karena saling memahami dan saling menghormati walaupun berbeda keyakinan," ujarnya.


Irma Lafinda Sari Kepala Dusun Tepungsari meyampaikan bahwa warga nya Mayoritas beragama muslim dan terdapat satu kepala keluarga dari kalangan non muslim, akan tetapi hal tersebut tidak menjadi persoalan di Dusun Tepungsari.


"Toleransi beragama di dusun kami sudah berjalan ratusan tahun lalu," pungkasnya


Pengamalan nilai-nilai pancasila dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara guna menjaga kondusifitas serta memperat rasa persatuan dalam bingkai kebhinekaan antar sesama.*


Penulis: Nana

Editor: Mishbah

BAGIKAN :

footer-ads

Kategori

second-side-ads
third-side-ads